Dear coco
Entah harus mulai dari mana. Saat ingin menuliskan kisah tentang kita, aku tak pernah bisa berhenti tertawa atau sekedar tersenyum. Kita itu dibangun dari sebuah cerita yang berbeda. 8 orang yang awalnya tidak saling peduli. Sebagian malah bermusuhan. Menyatu karena terlalu sering berada di kelas yang sama dan mengikuti organisasi yang sama. Kita pernah mempermasalahkan hal-hal tidak penting. Cemburu hanya karena teman yang awalnya selalu bersama, kini justru lebih sering bersama yang lain. Padahal saat itu kita hanya belum sadar, bahwa pada dasarnya dengan siapapun dia, kita tetap menjadi kita. Tetap bersama-sama. Jadi mari mengenang kita bersamaku. Inilah kalian. Inilah coco.
Sovi
Gadis mungil yang kini berhijab. Kamu selalu jadi orang yang paling bersahabat, meski sebenarnya cukup sensitif dan kritis. Selalu jadi tempat untuk bercerita, meski terkadang saran yang diberikan hanya kamu lakukan untuk membuat kita tertawa bersama. Kamu yang kini jauh lebih dewasa, meski masih saja tidak pintar mengelola keuangan. Kamu yang masih saja perasa, tapi selalu jadi orang yang kucari saat ingin bercerita. Kamu yang masih saja kesal saat kita tidak bisa berkumpul lebih lengkap. Terima kasih sudah menjadi bagian dari kami.
Ida
ingat kata 'mistik'? Sebutan untuk mayestik yang cuma kamu yang punya. Nama ongpet buat sebutan keong dan ngepet, (meski sampai sekarang aku ga ngerti sejak kapan keong bisa ngepet) yang kita berikan karena kamu yang seringkali lambat dalam banyak hal. Tapi hanya kamu yang tak pernah mempermasalahkan setiap permusuhan, setiap kerenggangan, karena bagimu sahabat tetaplah sahabat.
putri
Hey Mrs call. Gadis yang hampir tak pernah bisa lepas dari ponselnya ini adalah sahabat paling melankolis yang pernah kupunya. Bercerita tentang kamu, tak pernah lepas dari para pria yang pernah dekat dan kerap membuatmu bersedih. Meski katamu hanya sekedar ingin bermain.
Chintya
Kamu memang tidak bersama kami hingga gelar sarjana kami raih, tapi tidak pernah lepas dari hati. Kamu yang masih saja manja, yang masih saja banyak mau saat memesan makanan, yang masih saja senang begadang. Ingat kita pernah bersitegang sebelum akhirnya berteman? Pertemuan itu selalu bisa jadi cerita.
Agil
Hello beyb, rasanya aku mulai sadar kalau kamu itu bukan hanya dewasa dalam segi usia, tapi juga sikap dan kata-kata. Ingat janji kita untuk membangun production house bersama coco? Dan berlibur keliling eropa berdelapan? Cita-cita itu harus bisa terwujud ya.
Deni
Imajinasi yang hampir selalu ngaco, percakapan yang hampir tidak pernah serius, bahkan saat saling bercerita tentang kehidupan masing-masing pun, bersama kamu rasanya aku tak perlu terlalu serius, karena kita tak pernah bisa berhenti saling mencela untuk akhirnya tertawa bersama.
Bayu
Kamu tidak pernah banyak bicara, tapi selalu mampu beri kejutan luar biasa. Sikap yang hampir tak pernah bisa kita duga,meski terkadang tampak tidak cocok dengan penampilanmu yang dingin. Kamu sahabat yang menyadarkan aku bahwa orang yang tampak 'cool' sekalipun ternyata bisa juga jadi gila.
Ingatkah kita pernah sama-sama berjanji untuk tetap bersama meski kampus tidak lagi menjadi lokasi yang mampu menyatukan. Meski tempat kita melaksanakan rutinitas mulai berbeda. Dan kita pun bisa mulai berkata, "saat ini kita tau, mana diantara kita yang masih peduli dengan coco dan yang tidak".

















