Ikatan Perancang
Mode Indonesia (IPMI) ikut meramaikan Jakarta Fashion & Food
Festival (JFFF) 2013. Mereka menggelar peragaan busana bertajuk "Kain
Negeri" yang menampilkan koleksi karya Tri Handoko, Era Soekamto,
Liliana Lim, Denny Wirawan, dan Didi Budiardjo, Barli Asmara, Carmanita,
Kanaya Tabitha, Tuty Cholid dan Yongki Budisutisna.
Kain-kain etnik Indonesia disulap jadi busana bergaya kekinian tanpa kehilangan unsur etniknya. Peragaan yang digelar di Ballroom Hotel Harris, Kelapa Gading Senin malam kemarin, dibuka dengan koleksi busana dari kain ikat Bali karya desainer Liliana Lim. Desainer yang memulai debut karirnya pada 1994 ini mengambil konsep drapery yang dihias dengan batu alam dan payet yang menghiasi tiga koleksinya tadi malam.
Sementara, Tri Handoko, menggunakan sarung untuk koleksi busananya yang dipadu-padankan dengan jins. Berbeda dengan Tri, Era Soekamto menampilkan koleksi busana dengan konsep drapery yang bergaya lady look. Ia menggunakan kain Berasan (manggar) dari Bojonegoro.
Koleksi dari Denny Wirawan juga tak kalah menarik. Ia menyulap kain songket dari Palembang yang didominasi dengan warna tanah menjadi jaket. Tak hanya itu, songket di tangan Denny bisa bertransformasi jadi busana pesta yang terlihat glamor.
Didi Budiardjo hadir dengan koleksi yang menggunakan kain Lunggi Sambas untuk tiga koleksinya. Dengan detail motif bunga teratai berwarna perak, busana terlihat sangat manis.
Sedangkan, Barli Asmara memamerkan busana ready to wear. Tapi ia menampilkan dengan istimewa berdetail bordir khas Dayak. Carmanita desainer yang terkenal dengan ciri khas gaya etniknya ini mempersembahkan kain batik sari pada tiga koleksi busananya.
Tak ketinggalan kain batik Cirebon tampil di panggung catwalk. Yongki Budisutisna mengubahnya jadi gaun lebar nan unik. Sementara, desainer Kanaya Tabitha memanfaatkan kain Tapis asal Tenggarong dalam karyanya. Tidak mudah mendesain kain yang memiliki serat yang cenderung kasar ini.
Karena itu, Kanaya memilih membentuknya dengan model sederhana, yaitu menjadi little black dress. Tidak kalah cantik, Tuty Cholid mengolah kain tradisional jumputan Sasirangan asal Kalimantan Selatan. Koleksi busananya dibuat berlapis-lapis. Bentuk kebaya dan baju kurung turut menginspirasi koleksinya yang diadaptasi ke busana modern.






0 komentar:
Posting Komentar